Friday, June 12, 2015

Pengalaman Pertama Ikut Menguburkan Jenazah

Setiap manusia yang hidup pasti akan mati. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Beberapa hari yang lalu ada salah satu kakek (lebih tepatnya kakak nenek saya) yang meninggal dunia. Beberapa anggota keluarga ikut melayat, termasuk saya.

Seperti biasa, jenazah seorang muslim setelah disucikan / dimandikan, diwudhukan, dan disholatkan kemudian tiba saatnya dikubur. Jenazah dipanggul menggunakan keranda dibawa ke makam/kuburan. Warga dan beberapa anggota keluarga juga ikut mengantarkan, termasuk saya. Awalnya saya tidak ikut menggotong keranda jenazah karena saya tidak begitu hafal jalan menuju makam di desa tempat tinggal simbah saya itu, karena saya tidak tinggal di sana. Tapi dalam perjalanan saya sempat beberapa kali ikut menggotong Jenazah, menggantikan sementara beberapa orang yang pemanggul.

Setelah tiba di makam, jenazah diletakkan di dekat lokasi yang sudah digali dan dipersiapkan. Kemudian, beberapa orang diminta turun untuk membantu menurunkan jenazah ke liang lahat. Nah, pada saat itu seingat saya kalau tidak salah ada yang meminta saya ikut turun membantu. Waduh..., saya bilang saya belum pernah. Tapi ada pak Kaum atau apa namanya di sana yang mengarahkan. Entah bagaimana saya akhirnya memutuskan untuk ikut turun ke liang lahat, bersama dua orang lainnya yang seingat saya salah satunya adalah ayah saya, jadi total 3 orang yang masuk ke liang kubur untuk membantu menurunkan jenazah.

Dengan bantuan arahan tokoh setempat dari atas, saya membantu menurunkan jenazah, melepas tali pocong bagian kaki, dan menempelkan telapak kaki ke bantal tanah. Saya jadi tahu proses menguburkan Jenazah, setelah jenazah diturunkan ke liang kubur jenazah dihadapkan ke kiblat, kemudian dilepas ikatan talinya, kemudian dipasangkan bantal-bantal tanah untuk mengganjal. Setelah itu ditutup dengan bambu-bambu sebelum akhirnya liang kubur diurug kembali dengan tanah.

Wah, saya jadi mendapatkan pengalaman berharga. Sebelumnya belum ada setahun kakek saya (ayah dari bapak saya) meninggal, saya ikut melihat proses memandikan Jenazah dan ikut menggotong Jenazah tapi tidak sampai ikut turun ke liang kubur. Ada pengalaman lain juga, ternyata jenis/kontur tanah setiap daerah berbeda, jadi saat penggalian dan proses penguburan juga harus memperhatikan hal tersebut. Yang kemarin itu tanahnya sangat gembur, jadi harus hati-hati menginjakkan kaki, jangan sampai pada saat kita turun malah tanahnya gugur.

Alhamdulillah. Pengalaman seperti ini adalah pelajaran berharga bagi saya dalam hidup ini. Sesuatu yang tidak saya dapatkan dari sekolah. Kalau pas masih kecil dulu melihat jenazah dan kuburan itu takut, tapi kalau sekarang lebih kepada khawatir kalau salah memprosesnya karena minimnya pengetahuan saya. Mengingat semua hal seperti ini juga membuat saya takut mati karena merasa belum mempersiapkan bekal dengan baik. Jadi berfikir, suatu saat giliranku juga akan tiba. Ya Allah, semoga kita semua diberikan umur yang panjang, kesehatan, rizqi, serta keselamatan di dunia dan akherat. Semoga kita mati dengan khusnul khotimah. Amin!

Do you want to share?

Do you like this story?

No comments:

Post a Comment